Oke, teman-teman, kita bahas nih, dunia politik di era digital. Sekarang ini, politisi lebih sering bikin konten di medsos daripada mengedapankan ide dan kebijakan. Mungkin kalian pernah mikir, “Apakah ini bener-bener serius atau cuma drama?” Yuk, kita kulik bareng!
Politisi sekarang adalah Konten Creator
Gini nih, guys. Di zaman sekarang, politisi nggak cuma ngandelin debat di TV atau rapat yang bikin ngantuk. Mereka juga aktif di Instagram, Twitter, bahkan TikTok! Dari foto-foto dengan pose kekinian, sampai video challenge yang mungkin lebih viral ketimbang pidato mereka. Misalnya, bayangin aja kalo si politisi favoritmu tiba-tiba bikin dance TikTok sambil ngomongin ekonomi. Keren, kan? Atau malah bikin kamu nyengir.
Nah, jadi politisi sekarang bukan cuma jadi “orang penting” tapi juga “influencer” yang harus jago main media sosial. Padahal, bisa jadi mereka lebih sibuk ngurusin follower daripada ngurusin negara. Apakah ini bagian dari showbiz atau memang udah jadi cara baru untuk berpolitik?
Bahaya dari Balik Semua Citra Itu
Oke, yuk kita pikirin lagi. Pencitraan itu memang seru, tapi jangan sampai bikin kita lupa esensi dari politik itu sendiri. Kalau semua keputusan politik cuma dibuat berdasarkan apa yang viral di TikTok atau tweet yang paling banyak di-retweet, bisa bahaya, lho!
Jangan sampai, kita cuma terhibur sama drama medsos dan lupa sama hal-hal penting. Bayangkan, kalau politisi lebih fokus bikin meme daripada bikin kebijakan yang bermanfaat, kita bisa terjebak dalam dunia yang penuh ilusi, di mana semua terlihat bagus di layar, tapi enggak berfungsi di dunia nyata.
Sebenarnya, politik pencitraan di era digital memang bikin kita ketawa-ketawa, tapi jangan sampai kita terlalu terhibur sampai lupa sama yang penting. Cobalah untuk tetap kritis dan jangan terjebak dalam dunia maya yang serba filter. Selalu ingat: di balik semua selfie dan video viral, ada keputusan yang harus kita pertimbangkan. Jadi, sambil nonton drama politik, tetap waspada, ya!
