Sabtu (10/8) telah dilantik Erisman Yahya sebagai PJ Kab Indragiri Hilir Pengganti Herman yang mundur karena akan Maju Pilkada. Proses pelantikan berjalan lancar di Gedung Balai Serindit Pekanbaru.
Semua terlihat biasa, kecuali ketidakhadiran Herman selaku Mantan PJ Kab Inhil. Hal ini jelas sangat tak elok alias tak beretika.
Sudah barang tentu ketidakhadiran Bakal Calon Bupati “Aji Mumpung” itu menyulut kemarahan PJ Gubernur Provinsi (Gubri) Riau, SF Hariyanto.
Dalam kesempatan itu, PJ Gubri menyayangkan ketidakhadiran Herman sebagai PJ yang akan berakhir masa tugasnya.
Seharusnya, sebagai orang yang beradat dan berlembaga, hadir dalam prosesi pelantikan PJ yang menggantikan dirinya, Herman harusnya datang.
Dia adalah mantan PJ Bupati, barangkali saja ada semacam serah terima jabatan kepada PJ yang baru. Paling tidak ada etika dan adab yang dijaga dalam bernegara, yang tentunya itu melekat pada dirinya sebagai PJ.
Banyak pihak yang bertanya-tanya, apa alasan Herman tidak datang?, apakah sakit? atau berhalangan serius?.
Setelah ditelisik ternyata Herman tidak hadir dalam acara kenegaraan itu karena alasan yang luar biasa, yaitu membuka turnamen sepakbola di kecamatan Batang Tuaka.
Mungkin bagi Herman membuka turnamen kelas Kecamatan itu jauh lebih penting dan mustahak dari pada agenda kenegaraan yang seharusnya ia hadiri.
Maklumlah, saat-saat terakhir ini harus ia manfaatkan untuk berjumpa masyarakat. Jelas ke depan Herman tidak bisa lagi menggunakan fasilitas dan anggaran Daerah untuk berkeliling membangun citra.
Seperti yang kita sama-sama ketahui, Herman disinyalir kerap menggunakan fasilitas daerah untuk melakukan pencitraan demi meningkatkan popularitasnya.
Dalam kacamata awam, ketidakhadiran Herman dalam Acara pelantikan PJ Bupati Inhil ini adalah bentuk nyata dari Kesombongan yang hakiki. Merasa paling hebat dan tidak menghargai Kelembagaan. Seirama dengan rumor yang beredar di telinga kita, yang mengatakan “Siapapun Wakilnya (herman), Dia Pasti Menang (Pilkada).
Seolah-olah masyarakat Inhil bodoh dan bisa termakan dengan pencitraan amatiran yang dilakukannya. Menggusur Pedagang, Mencitrakan diri dekat dengan Tukang Becak, seolah berhasil mengurus beras dengan sayembara logo beras Inhil, eh ternyata “mengklik” Kontraktor di meja Bupati.
Tapi ya sudahlah, kita harus ikhlas menerima bahwa selama Herman Menjabat sebagai PJ Bupati tidak ada prestasi yang bisa dibanggkan selain lihai pencitraan.
Terimakasih Pak Herman, Anda telah membuka jati diri anda yang sebenarnya. Selamat jalan Pak Herman, Anda adalah masa lalu.