Massa aksi dari sejumlah elemen di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), membakar boneka ‘Pocong Jokowi’ pada Kamis (22/8/2024).
Boneka ‘Pocong Jokowi’ dibawa pendemo sembari berorasi di Bundaran Gladak Patung Jenderal Sudirman dan diantarkan ke Balai Kota Solo.
Pembakaran boneka “Pocong Jokowi” disertai dengan pembakaran ban bekas di tengah-tengah aksi yang sedang melakukan orasi.
“Revolusi, revolusi, revolusi, revolusi, pulang Jokowi, pulang Jokowi, pulang Jokowi,” kata pendemo, saat pembakaran boneka.
Arti boneka “Pocong Jokowi”
Selama pembakaran, mereka juga menyayikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama, sambil memandang boneka ‘Pocong Jokowi’ yang terbakar.
“Boneka pocong Jokowi, bentuk matinya konstitusi atau matinya demokrasi Indonesia,” kata Presiden BEM UNS, Agung Lucky Pradita, di sela-sela aksi.
Mereka juga menyimpulkan jika boneka ‘Pocong Jokowi’ sebagai bentuk rusaknya demokrasi Indonesia.
“Karena hari ini demokrasi sudah diacak-acak dan bisa dibilang mati juga. Tidak berjalan dengan semestinya karena ada salah satu pihak merusak demokrasi hari ini,” tegasnya.
Lebih lanjut, pemilihan lokasi Balai Kota Solo tak biasanya seperti demo lainnya di Indonesia. Karena adanya historis dan keterikatan Kota Solo dengan pemimpin saat ini.
“Karena hari ini, balai kota simbol yang dari kota solo. Yang mana kita tahu dari Balai Kota Solo, melahirkan pimpinan di Indonesia sendiri,” jelasnya.
“Kita masyarakat bersama Indonesia memperjuangkan dan ingin memperbaiki ini, dari awalnya. Kita menuntut Pemkot bisa benar-benar memperbaiki demokrasi Pilkada tahun ini,” tutupnya.
Sumber : Kompas
